Avorisme Abuya KH. Abdurrahman Nawi

Tanam padi rumput ikut
Tanam rumput padi luput
Tuntut akhirat dunia ikut
Tuntut dunia akhirat luput

Selasa, 05 Juli 2011

Pupus sudah Harapanku untuk Bertemu dengannya

      Pupus sudah harapanku untuk bertemu dengannya, seorang yang selalu dikagumi jutaan umat muslim Indonesia. Beliau adalah KH. Zainuddin Muhammad Zein atau dikenal dengan sebutan Zainuddin MZ. Berita wafatnya beliau baru aku dengar beberapa jam yang lalu melalui pesan singkat kakakku yang sedang berada di studio Wadi FM Bogor, dikabarkan bahwa Pak Kyai wafat pukul 09.25 di RSPP Jakarta Selatan. Padahal pada saat yang bersamaan, aku sedang menjalani Ujian Semester di kampus, yang jaraknya tak begitu jauh dengan RSPP.
        Allah ya Rabbi, mengapa diri ini selalu disibukkan oleh hal-hal yang kada tidak penting, hingga niat untuk bertemu langsung dengan beliau menjadi sirna setelah mendengar berita meninggalnya tadi pagi. Aku sangat menyesal sekali. Sudah tinggal selama beberapa bulan di Cipete, tidak membuatku segera datang dan berkunjung ke rumah Kyai Zainuddin yang jaraknya tak terlampau jauh dari daerah Cipete, yaitu di bilangan Gandaria. Dulu, aku berniat untuk sekedar main ke Daerah Gandaria untuk mencari tahu di mana rumah beliau. Entah apa yang membuatku lupa, hingga setelah beliau wafat barulah aku teringat niatku itu.
     Ini yang kedua kalinya. Tahun lalu, aku pernah mengalami hal ini, tapi kepada tokoh yang berbeda, yaitu (almarhum) KH. Idham Chalid, pimpinan Pondok Pesantren Darul Ma'arif Jakarta Selatan. Beliau juga tinggal di Cipete, bahkan pernah menjadi imam tetap di Masjid Al Barkah, masjid yang letaknya dekat asramaku. Namun, harapanku untuk bertemu dengan beliau menghilang seketika setelah kabar wafatnya beliau pertengahan tahun 2010 lalu.
       Kedua tokoh itu (K.H. Zainuddin MZ dan K.H. Idham Chalid) adalah dua orang yang sangat aku kagumi. Keduanya adalah sedikit dari deretan ulama Indonesia yang selalu gigih dalam berdakwah. Meski kyai Idham belakangan ini jarang dibicarakan orang, tapi mantan tokoh PPP itu merupakan tokoh panutanku. Aku mengenal beliau setelah Abi ku menceritakannya setiap aku pulang ke rumah. Setiap ngobrol dengan Abi, selalu saja beliau bertanya: Sudah ketemu kyai Idham Chalid belum?. Aku hanya bisa menggelengkan kepala.
     Sekarang, apabila aku pulang ke rumah lagi, agaknya aku akan mendapatkan pertanyaan yang hampir sama dari Abi: "Sudah ketemu kyai Zainuddin MZ belum?" Dan aku, tak akan menceritakan bahwa aku menyesal tidak sempat main ke rumah beliau di Gandaria. Tapi toh, aku pernah bertemu beliau, saat memberikan ceramah di Masjid Jami Al Ma'muri Kencana Bogor, bulan lalu. Meski waktu itu tak sempat bersalaman dengan beliau.
    Selamat jalan pak Kyai!
                                    اللهم اغفر له وارحمه وعافه واعف عنه