Avorisme Abuya KH. Abdurrahman Nawi

Tanam padi rumput ikut
Tanam rumput padi luput
Tuntut akhirat dunia ikut
Tuntut dunia akhirat luput

Rabu, 15 Juni 2011

Petuah-petuah Ibn 'Athaillah al-Sakandari


A.   Pasrah Kepada Allah
Jangan sekali-kali engkau megira bahwa kodrat Allah selalu berjala sesuai dengan keinginanmu. Di balik peristiwa yang kita senangi atau benci terdapat adiluhung yang membuatnya berlangsung.
Siapa yang ngin mengubah kodrat Allah yang sudah pasti, atau ingin mendahulukan sesuatu yang diakhirkan oleh-Nya, sama dengan orang yang menanduk karang. Orang yang berakal sehat akan menerima sesuatu yang sudah terjadi sebagai kenyataan yang tak bisa dielakkan.
Ada pepatah Arab:
Sangatlah dungu orang yang menginginkan terjadinya sesuatu pada waktu  yang tak dikehendaki Allah.

B.   Percayakan Kepada Allah

Ketika kaum muslimin bertempur dalam perang Badar, kepercayaan mereka kepada Allah amat tinggi, dan keyakinan akan pertolongannya sangat besar. Kepercayaan terhadap diri mereka sendiri sangat kecil, bahkan lenyap digantikan oleh kepercayaan mereka yang meluap kepada Allah.
Seseorang bisa memancarkan kekuatan yang besar ketika bekerja kalau sambil mengharapkan dari Allah tekad, kesungguhan, taufik, dan keberhasilan. Sudah seharusnya kita senantiasa memohon pertolongan Allah dalam segala urusan.
*)  Yang saya ringkas adalah bagian kesatu saja, karena bagian kedua berisi aforisme-aforisme dan doa-doa.

C.   Jangan Bersandar Kepada Manusia

Seorang manusia (insan) berada dalam puncak kemuliaannya ketika benar-benar memfokuskan hidupnya dengan penghambaan kepada Allah. Satu-satunya jalan yang harus ditempuh manusia adalah tidak memohon selain di depan pintu Allah Yang Mahakuasa dan Mahakaya. Jika muncul dari jiwa seseorang kepada makhluk yang mempunyai kedudukan, ini adalah kebodohan.  Ironisnya, ketamakan (penghambaan kepada makhluk) telah mengerubuti dan merusak beribu-ribu hati. Betapa banyak pula manusia menjadi hina-dina akibat ketamakan dan harapan kepada makhluk sesamanya.

D.   Hakikat Ubudiah

Banyak sekali dalil agama yang menunjukkan bahwa amal shaleh adalah jalan ke surga, sedang amal buruk adalah jalan ke neraka. Banyak pula dalil yang menunjukkan dengan jelas bahwa manusialah yang menentukan sendiri tempat kembalinya. Yang manusia petik di akhirat adalah hasil dari yang mereka tanam di dunia. Akan tetapi, di antara kesempurnaan amal shaleh adalah harus sesuai dengan  ketentuan dan tidak melampaui batasan-batasannya.
 Yang harus dilakukan muslim adalah mempersembahkan sesuatu kepada Allah seraya mengakui kekurangan dirinya, meyakini bahwa hak Allah tidak bisa sedikit pun ditebus dengan amal terbaiknya. Seorang mukmin hakiki hanya beramal, tetapi tidak pernah berharap banyak ataupun mengagung-agungkan amalnya.  

E.   Sadarilah Kemahakuasaan Tuhanmu!

Satu-satunya bentuk hubungan yang logis antara makhluk dan Tuhannya adalah yang rendah mengakui yang tinggi, dalam jiwa maupun raga. Manusia sangat membutuhkan Allah, apa yang mereka miliki hanyalah pinjaman dari-Nya. Suatu saat pasti akan diambil oleh-Nya. Penghambaan yang benar adalah engkau berada di hadapan Allah dengan persepsi: engkau adalah engkau (dengan segenap kekotoran dan kekuranganmu) dan Dia adalah Dia (dengan sepenuh kesucian, kemuliaan dan kelebihan-Nya).

F.   Berserah Kepada Allah

Sesungguhnya Allah mensyariatkan hamba-Nya untuk beribadah agar mereka bisa bertawaduk bukannya sombong. Memang Allah membenci kemaksiatan dan mengharamkannya atas manusia, tapi bagi sebagian orang kemaksiatan yang dilakukan menjadi pemecut nuraninya yang sedang tidur dan menimbulkan kesedihan dalam hatinya. Kemaksiatan yang menimbulkan rasa hina dan rendah hati lebih baik daripada ketaatan yang menimbulkan rasa bangga dan sombong.

G.  Allah-lah Penganugerah Hakiki

Jika ada orang yang memuji kemampuan kita, maka pujian dan terima kasih harus kita berikan kepada yang telah menciptakan kita sehingga mempunyai kemampuan seperti itu. Pernahkah kita berpikir, siapakah yang memberikan cikal bakal semua kelebihan itu ketika kita masih dalam janin? Pemberinya adalah yang menentukan rejeki dan umur kita. Dialah Allah.
Siapa yang memuliakanmu, maka sebenarnya hanyalah memuliakan indahnya tutup Allah pada dirimu. Karena itu, pujian adalah bagi Allah yang menutupimu, bukan bagi orang yang telah memuliakan dan berterima kasih kepadamu.”

H.  Jangan Tertipu Pujian

Kalau ada orang yang berkata, “ Wah, dia sempurna.” Sesungguhnya orang itu telah tertipu dan menipu orang yang diajak bicaranya. Karena sebodoh-bodohnya manusia adalah siapa yang menanggalkan keyakinannya untuk menuruti sangkaan orang. Kalau orang shaleh bila dipuji maka ia akan mengembalikannya (pujian itu) kepada yang Maha memiliki pujian, yaitu Allah.

I.     Ingin Segera Terkenal

Islam kita akan sempurna jika kita melakukan amal karena Allah, bukan untuk memamerkan diri. Sebab, orang yang mencari sanjungan manusia, justru akan jatuh martabatnya di mata Allah. Hindarkan diri dari dua hal! Pertama, tampil ke muka sebelum merasa diri cakap. Kedua, tampil ke muka setelah benar-benar mumpuni  untuk mengundang pujian manusia.

J.    Kesibukan nan Sia-Sia

Kita mempunyai hak dan kewajiban. Namun, banyak manusia cuma mau menuntut hak. Sementara, mereka berat hati untuk melakukan kewajiban yang menjadi tanggungan.
Manusia sibuk mencari dunia, padahal dunia sendiri tidak akan ada selain dari sisi Allah. Banyak dari mereka yang berleha-leha dalam hal yang seharusnya mereka perhatikan, tetapi justru bergiat-giat mencari apa yang sebenarnya sudah dekat dengan jari-jari mereka. Perlakuan terhadap Allah semacam ini adalah bukti dari rabunnya mata batin manusia.